Photo by Kimson Doan on Unsplash
Unggahan ini sudah bisa dipastikan kurang cocok dan terlalu terlambat jika disebut sebagai 2023 wrapped, meskipun aku nggak yakin 22 hari setelah memasuki 2024 dapat dikatakan sebagai ‘sudah’ atau ‘baru’.
Diawali dari kuartal tiga tahun lalu, ada banyak kekhawatiran yang banyak kusimpan. Bukan cuma soal memulai kembali studi di kota baru, tetapi hal-hal lain yang mungkin nggak sepenuhnya penting untuk dipikirkan, salah satunya adalah how would I communicate and befriend the others there? Penting nggak penting, kan? Pikiran paling nggak penting itu bisa saja muncul tiba-tiba, kayak ‘duh, nanti di sana kalau aku harus belajar sendiri gimana? Ngerjain tugas sendiri gimana? Kan nggak ada yang kukenal dekat.’.
Dari sekian banyak pergumulan pikiran terkait relasi, fase yang kualami kurang lebih lima bulan ini selalu naik dan turun. Mulai dari menikmati relasi dengan diri sendiri, mengalami fase di titik bawah yang (sepertinya) terjadi karena kurangnya interaksi dengan individu lain secara langsung, kenalan sama teman-teman baru yang menyenangkan, menarik diri karena khawatir energi negatifku malah memberikan efek negatif ke teman-teman, sampai menyadari kalau kadang perasaan negatif itu nggak melulu bisa diobati dengan berdiam sendiri. Terkadang obatnya adalah orang lain.
Pembicaraan dengan salah seorang teman minggu lalu bikin aku bersyukur banget karena masih dikelilingi orang-orang yang suportif, yang bisa saling mengerti, dan yang bikin aku sadar kalau kadang kita semua butuh orang lain. Seperti waktu aku bersikeras berpikir kalau mengerjakan deadline sendirian akan membuatku jauh lebih fokus, tetapi malah menemukan bahwa saat mengerjakannya bersama teman-teman, ada lebih banyak insight yang aku dapatkan. Mencuri kata-kata seorang teman, bersama-sama orang lain bisa saja menjadi katalis bagi diri kita sendiri. Atau ketika aku menunda-nunda pertemuan karena sedang merasa cemas parah dan ternyata obatnya justru malah reaching out untuk berkunjung ke rumah teman.
Lima bulan belakangan, aku dikelilingi oleh orang-orang baik. Mulai dari pendengar yang baik, teman-teman yang considerate, teman-teman yang mengapresiasi dengan baik, teman-teman yang suportif, teman diskusi yang saling membangun, dan teman-teman baik lainnya. I feel so blessed to be surrounded by good people. Doaku, semoga mereka semua dikelilingi orang-orang baik, sama seperti aku yang dikelilingi mereka. Semoga aku juga bisa memberikan kebaikan-kebaikan pada mereka yang sudah sebaik itu di dalam hidupku.
To all the good people I couldn’t mention one by one, thank you for reaching out to me and being one of the greatest things in this time of my life. One thing for sure, I’m gonna miss spending time with them. ♡
XOXO,
Mala
22.01.24
Leave a Reply