Photo by Fernando PC
.
Awalnya dia hanya bangun dari tempat tidur, kemudian berjalan menuju kamar mandi, lalu mengambil roti dan berjalan di setapak kotor dekat sungai yang penuh sampah untuk mencapai sekolahnya. Aku suka berlindung di belakangnya, nyaman sekali. Karena dia lebih tinggi dariku, jadi tak akan ada yang bisa melihatku.
Besok-besoknya, dia melangkah susah-susah. Lompat satu langkah ke kanan, lompat dua langkah ke kiri, lompat maju kemudian bergoyang mundur. Napasnya saja sudah hampir putus, tapi ia masih bergoyang ke sana ke mari seolah tak ada lelahnya. Tapi semakin lama ia bergerak, semakin aku dekat pada orang yang kini menatapku lamat-lamat. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku tidak perlu bersembunyi di belakang tubuh tinggi orang lain.
“Dean, sejak kapan kau punya bayangan yang berbeda dari tubuhmu?”
Ah, akhirnya dia menyadari keberadaanku.
∞
- Thanks to La Princesa for suggesting this! Finally, something to overcome my packed schedule.
myk
Waaaa, kak mal. Aduh aku jadi pusing setelah baca ini. Pokoknya keren udah aku cuma mau bilang itu aja.
SYEMANGAT TERUS YA KAK MALLL ^^
fikeey
(Masih berpikiran positif pas selesai paragraf kedua) tapi pas baca yang kalimat terakhir langsung buyaaaaar heuheu. Tell me please itu bukan setan kan :(( anw keep writing malaaa!