Tahun lalu saya tidak berhasil menyelesaikan tantangan baca di Goodreads, padahal targetnya juga tidak begitu banyak. Dari 25 buku yang saya targetkan, saya hanya membaca total 19 buku. Maka di awal tahun 2018, saya memberikan target 2 buku untuk satu bulan, dan total 24 buku untuk satu tahun. Akhirnya, di penghujung tahun, saya berhasil menyelesaikan tantangan baca itu. Yeay!
Dan tentu saja, meskipun saya selalu menyusun target tantangan baca setiap tahunnya, tumpukan buku tetap bertambah dan tidak juga habis terbaca. Benar rupanya mitos yang mengatakan bahwa kecepatan membaca lebih kecil daripada kecepatan menimbun buku. Harapan untuk tahun depan, semoga saya bisa membabat habis timbunan sedikit demi sedikit.
Merangkum kegiatan baca membaca tahun ini, saya memilih 5 buku favorit yang berkesan dan secara pribadi memberikan sesuatu yang bisa saya ambil sebagai pembelajaran.
Berikut 5 buku favorit saya di tahun 2018 beserta sedikit ulasannya:
1. Living, Loving, Learning – Leo Buscaglia
Beberapa waktu lalu, seseorang pernah mengatakan pada saya pernyataan yang kurang lebih berisi tentang membaca buku motivasi tidak begitu berguna, karena motivasi berasal dari diri sendiri. Saya kerap berpikir, benarkah? Buku ini bukan buku motivasi, buku ini berisi tentang pidato dan materi yang pernah disampaikan penulis di kelas, pada murid-muridnya. Buku ini berbicara tentang kehidupan, juga tentang cinta. Akan ada banyak hal yang didapatkan di dalam, hal yang sebenarnya sudah diketahui namun kadang terabaikan karena hal lain yang kita pikir lebih esensial—padahal tidak. Buku ini hangat, saya membacanya pelan-pelan di pertengahan tahun. Mungkin suatu hari, saya bisa mengulang baca buku ini lagi.
2. Into The Magic Shop – James R. Doty
Saya baca buku ini tentu saja karena Bangtan. Teori-teori MV, VCR, dan lain sebagainya yang menyebutkan bahwa buku ini adalah salah satu referensi mereka. Karena perbincangan itu di grup, saya memutuskan untuk membaca buku ini. Buku tentang kekuatan pikiran mungkin sudah banyak berada di luar sana. Buku ini membuat saya mengingat satu kalimat, pikiran adalah pelopor. Lewat membaca buku ini, pembaca akan menemukan bahwa kita bisa mengubah hidup kita dengan mengubah pikiran dan hati kita. Bacaan yang akan memberikan sebuah pandangan baru akan pikiran dan bagaimana cara melatihnya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Enigma Pasha – Akaigita
Saya masih belum bisa move on dari novel ini. Enigma Pasha ditulis oleh penulis yang cerdas. Misteri di dalamnya sengaja dibuat agar pembaca membukanya perlahan-lahan. Gaya bahasa yang digunakan penulis membuat novel ini enak dibaca, banyak kosakata baru yang saya temukan di dalam novel ini. Yang paling mengagumkan adalah karakterisasi tiap-tiap tokoh di dalamnya. Seolah hampir semua karakter punya peran penting untuk membangun jalannya cerita. Untuk kamu yang suka cerita detektif, Enigma Pasha patut dimasukkan ke dalam novel karya penulis lokal yang wajib kamu baca.
4. Colorless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimate – Haruki Murakami
Satu kata untuk novel ini, gelap. Ya tidak heran karena novel ini keluar dari tangan seorang Murakami. Tapi membaca novel ini membuat saya menghela napas, apa yang dirasakan Tsukuru terasa sangat nyata dan dalam. Emosi yang diberikan penulis dalam novel tersampaikan dengan baik pada pembaca. Saya akui, novel ini memang sedikit lambat, ada kemungkinan menutupnya di seperempat jalan, tetapi misteri tentang mengapa Tsukuru tiba-tiba saja diputuskan hubungan dari teman-teman masa SMA-nya cukup membuat pembaca penasaran dan melanjutkan cerita. Masih ada hal-hal yang belum terjawab setelah saya membaca novel ini, tapi ah sudahlah. Mungkin memang baiknya dia berakhir seperti itu saja.
5. Titik Temu – Ghyna Amanda
Jika Enigma Pasha adalah novel yang melengkapi tantangan baca saya, yang terakhir adalah novel yang mengawalinya. Rasanya Titik Temu adalah novel pertama dengan latar waktu zaman kemerdekaan yang saya baca, sekaligus menjadi novel pertama yang saya baca di tahun 2018. Novel ini berkisah tentang romansa Sophie dan Andjana, gadis Belanda dan seorang pribumi. Kisah yang tidak biasa, dengan perbedaan latar belakang karakter. Membaca novel ini seperti menonton film dengan latar belakang sejarah. Novel ini mengajarkan banyak tentang pilihan, kekuatan dan ketegaran, serta kepercayaan. Membaca novel yang memiliki genre di luar genre yang biasanya saya baca ternyata bisa menyenangkan.
Itu dia lima buku favorit saya di 2018. Dari lima buku di atas, mana yang sudah pernah kamu bacaa? Bagaimana menurut pendapat kamu? Buku apa yang mengesankan untuk kamu di tahun 2018? Bagi jawaban kalian di kolom komentar, ya.
Ratna Kirana
Hebaatt ya masih konsisten rajin baca buku.. Bahkan bisa nerbitin buku. Novel aku aja terantuk2 dari tahun 2005 sampai sekarang belum kelar hahaha :))
Dulu hobi banget baca buku sampai titik jenuh sekarang, mau mulai aja lagi ogah2an 🙁
dhamalashobita
Dibanding zaman sekolah ato kuliah sih sekarang aku termasuk slow reader banget, Kak. Hahaha tapi masih suka aja baca buku