by dhamalashobita
Inspired by David Levithan’s The Lovers’ Dictionary
.photo by Sweet Ice Cream Photography
*
G.
Guise (n)
Aku menggumam pelan ketika Josh sibuk membuatkan sarapan di dapur. Jangan tanya lagi, sebenarnya aku sedikit kesal. Pasalnya, Josh lebih ahli memasak dariku. Ditambah, kadang-kadang lelakiku itu bisa menjadi terlalu baik. Bagaimana aku tidak kesal padanya?
“Aku curiga. Jangan-jangan sifat baikmu hanya kedok untuk mendukung penyamaranmu. Ayo mengaku! Kau jenis kekasih yang bagaimana sebenarnya?”
“Kat, kau ingin merelakan jatah sarapanmu untukku, ya?”
–
Gravity (n)
Menurut pelajaran fisika yang kupelajari di sekolah menengah, gravitasi akan membuatmu jatuh ke bawah. Tapi ketika aku pertama kali menatap mata cokelat Josh, kupikir harus ada yang mengubah hukum gravitasi.
**
H.
Halcyon (adj.)
Josh tahu aku benci hujan. Apalagi yang rintiknya deras dan disertai angin kencang. Oleh karena itu, Josh memilih untuk tidak pergi bekerja ketika hujan turun dengan derasnya pagi ini. Kami meringkuk di kasur dan Josh menyelimuti tubuh kami. Sampai waktu makan siang tiba, Josh dan aku merebus ramyeon pedas dan menyeduh kopi sambil memastikan hujan benar-benar masih turun dan menahan kami lebih lama di rumah.
–
Hiatus (n)
Jeda sejenak atau malah tidak sama sekali. Josh mengatakannya ketika aku bersikeras keluar dari rumah sambil mengepak barang-barangku. Well, tidak ada yang baik di antara kami nyaris seminggu itu, tetapi untuk benar-benar berpisah, rasa-rasanya aku sama sekali tidak rela.
“Makanya, letakkan lagi saja barang-barangmu, Kat.”
**
I.
Idea (n)
Josh sudah tahu apa yang terjadi jika aku sudah menghabiskan dua gelas kopi sekaligus. Maka, ketika aku membenarkan ikatan rambutku dan menyesap kopi lagi, dia memelukku tiba-tiba dari belakang dan berkata, “Jika kau kekurangan ide, kau bisa meminjam milikku dulu.”
Meski aku tahu itu tidak benar-benar berfungsi, setidaknya Josh sudah berusaha.
–
Impromptu (adj.)
“Kau tidak ingin berganti pakaian?” tanya Josh ketika aku baru saja selesai mengenakan piyama dan keluar dari rumah.
“Memang kita mau ke mana?”
“Sedikit udara segar, street-food, beberapa kaleng bir dan langir malam berbintang.”
“Oh, is it a date?”
“Umm, let’s just take is as a yes.
–
Ineffable (adj.)
Ketika ibuku pertama kali melihat Josh dan bertanya seberapa berharganya Josh untukku, aku terdiam. Kupikir jika aku menjawabnya, itu akan menjadi penjelasan paling tidak masuk akal dan menggelikan yang pernah ibuku dengar. Karena rasa-rasanya untuk menjelaskan seberapa berharga Josh dalam hidupku, aku butuh banyak kata manis yang mungkin sama banyaknya dengan satu buku puisi cinta—atau malah lebih. []
Author’s Note:
- Akhirnya kembali melanjutkan project terbengkalai ini. Singkat-singkat ya, guys, tapi.
- Semoga suka membacanya.
- Kritik dan sarannya ya, semua 🙂
- Credit picture: Emma Frances Logan
slmnabil
MAU SPOT DULUUU!!!!!!
farrahnanda
uuuunnchh~
dhamalashobita
Uuunchhh~ :*
myk
akhirnya aku bisa mendarat kembali kak mal akkkkkkkk aku siang-siang udah senyam senyum engga jelas lagi. Itu kata ‘lelakiku’ yhaampunnn bisa pengaruh banget buat yg baca ya kak. Bagian gravitasi, top lah pokoknya. Aku suka aku sukaaaa.
Keep writing ya, kak ❤❤