by dhamalashobita
Inspired by David Levithan’s The Lovers’ Dictionary
.photo by Emma Frances Logan
A.
Aberrant (adj.)
Di bangku panjang yang sengaja diletakkan di balkon apartemennya, kami biasa duduk. Malam itu, percakapan aneh kami kembali dimulai. Deretan nama mantan tak luput tersebut, disertai kebiasaan masing-masing yang jelas masih kuingat.
“Aku merengek minta maaf setiap kali berselisih paham.”
Josh menatapku sambil mengerutkan keningnya. Dia tidak akan percaya.
“Benarkah? Tapi kau selalu marah padaku,” ujarnya.
Aku terkekeh. Baru sadar kalau aku memang tidak pernah melakukan itu—merengek untuk minta maaf—pada Josh.
“Aku juga tidak tahu kenapa. Mungkin karena kau berbeda dari mereka semua.”
–
Abstraction (n.)
Sebenarnya, pertama kali Josh meminta nomor ponselku, aku tidak pernah berpikir akan menjadi seperti ini. Saat itu patah hati terhebatku, omong-omong. Yang kupercayai adalah, aku hanya haus akan konsep dari cinta. Siapa yang tahu apa itu konsepnya, atau Josh sendiri yang membuatku kepalang cinta seperti ini.
–
Aloof (adj.)
Di sudut kantin ataupun di tengah-tengah tempat teramai, Josh akan selalu tahu bahwa pikiranku tetap mengonsep semuanya menjadi ruang hampa tak berpenghuni. Maka ia hanya akan menarikku mendekat dan mengingatkanku bahwa aku tidak sendirian.
–
Anthem (n.)
“Apa kita punya lagu kebangsaan, Josh?” Suatu sore, ketika Josh tengah sibuk berkutat dengan gitarnya, aku bertanya. Pertanyaanku cukup ampuh untuk membuat Josh memalingkan wajahnya ke arahku sambil berpikir.
“Lagu kebangsaan?”
“Sesuatu seperti God Save The Queen milik Britania Raya?” ujarku asal.
“Kalau begitu… God gave me you for the ups and downs. God gave me you for the days of doubt.” Josh bersenandung singkat dengan gitarnya. “Apa itu cukup?”
Aku mengangkat dua jempolku. Lagu Dave Barnes tidak terlalu buruk juga.
–
Antsy (adj.)
Aku bersumpah akan membatalkan janji ketika ia berkata, “aku akan menjemputmu setelah menyelesaikan satu stage game ini.”
**
B.
Belittle (v.)
Siapa yang tidak tahu jika Josh adalah siswa terpintar di tingkatnya, sementara aku adalah siswa termalas di tingkat yang sama. Aku tidak pernah peduli ketika semua orang berkata ini itu. Persetan dengan mereka. Namun ketika Josh menatapku dengan tatapan iba seperti itu, oh, kurasa ia harus bersiap dengan persaingan. Aku hanya malas, bukan bodoh, kok.
–
Better (adj. and adv.)
Aku tidak pernah yakin Josh akan lebih baik dari laki-laki lain, atau lebih baik dari mantan terakhirku. Tapi setidaknya di mata Mom dia memang lebih baik dari yang lainnya. Maka aku bisa berbuat apa lagi.
–
Blemish (n.)
Pernah aku berkata pada Mom bahwa kulitku gelap, wajahku dipenuhi bintik di sekitar pipi dan jerawat kecil. Rambutku keriting dan berwarna cokelat kusam. Kemudian Mom mengelus rambutku sambil berkata, “Jangan khawatir. Josh mencintaimu apa adanya. Buktinya dia meninggalkan mantan kekasihnya yang berwajah seperti boneka porselen dan berkencan denganmu, Kat?”
Oh, mungkin Mom benar. Setidaknya ada yang mencintaiku.
–
Breathing (n.)
Aku takut tertidur tanpa suara apa pun. Maka aku memutar lagu dari ponselku dan menyetel waktunya agar ia berhenti ketika aku sudah terlelap. Aku terus melakukannya setiap malam hingga akhirnya suatu hari Josh memelukku dari belakang ketika aku tertidur—dan lupa menyalakan lagu. Yang terdengar adalah suara napas Josh yang menenangkan dan juga wangi mint yang tercium dari pasta giginya. Sejak malam itu aku tahu aku tidak membutuhkan pemutar musikku lagi untuk tidur.
–
Breathtaking (adj.)
Kau dengan kaos hitam dan celana jins kesayanganmu, memainkan gitar di depan perapian dengan wajah tersenyum ke arahku.
**
C.
Cadence (n.)
Aku mengatakan pada Tris, sahabatku, bahwa ia mulai bicara menyerupai kekasihnya yang berasal dari daerah Utara. Selanjutnya dia menertawaiku dan berkata, “Sebentar lagi kau juga akan mengikuti logat Utara Josh. Semakin kau bersama, semakin kau mengikuti iramanya.”
–
Candid (adj.)
Pada hari jadi kami, Josh menghias apartemennya dengan cantik. Fotoku terpajang di mana-mana, meski tak ada satu pun yang kurasa cantik. Semuanya dengan ekspresi aneh dan menggelikan. Membelalak, mulut menganga, tidur, mengerutkan kening. Ketika kutanya mengapa dia tega sekali melakukannya, Josh berkata, “Ekspresimu yang tidak dibuat-buat membuatku semakin menyayangimu.”
–
Catharsis (n.)
Aku hanya berbincang pada Matt, lawan mainku di drama kampus ketika Josh selesai memainkan lagu dengan grup musiknya. Detik berikutnya dia berikutnya dia berteriak keras-keras di depan mikrofon. “I LOVE YOU KAT!”
–
Clandestine (adj.)
Aku mengatakan semua yang kuceritakan pada Tris kepada Josh. Bahkan ketika kami berdua menggosip tentang apa yang dilakukan Josh padaku. Tapi aku tidak pernah setuju jika Josh mengintip layar ponselku untuk melihat pembicaraan kami. Aku juga punya rahasia… meski ujungnya akan kuceritakan padanya juga, sih.
–
Corrode (v.)
Aku hanya berjanji untuk mengerti kali ini. Sungguh, membangun hubungan tidak pernah semudah yang kalian kira. Dan aku hanya berharap satu helaan napas saat aku jengah tidak menghancurkan semuanya.
—
[to be continued]
- Setelah melihat Adelma menulis seperti ini, aku jadi tertarik buat nulis. Prompt yang manis dari buku David Levithan. Thanks Adelma for inspiring me!
- Minta do’a semuanya supaya bisa selesai sampai Z ya.
- Kritik dan saran ditunggu ya. Terima kasih sudah membaca! ^^
To Hold On [D-F] – Love Inspires
[…] [A-C] […]
dhamalashobita
Hai anee! Trims udah mampir ya 🙂
Simpel banget ini mah, tapi aku seneng ada yang suka juga . Hehehe.
TO HOLD ON [G-I] – Love Inspires
[…] [A-C] [D-F] […]
farrahnanda
MALA KENAPA TULISANMU MANIS BANGEEETTT~ ♡
dhamalashobita
Karena yang nulis maniiiis… eaaa~
slmnabil
Kak mala hai!!! kooo nabil baru nemuin ini sekarang huhu harusnya baca dari dulu karena nabil sukaaa sama lover’s dictionary tapi untung dilanjutiiin dan muncul di feed yeeaaay, so here i am kak hahahaha
nabil suka karakternya josh ihhhh, pengertian-penyayang-membuat joshua hong yang terbayang hahahahaha walaupun pendek pendek kusukaaa koo kaaaa, yg penting tamat yah sampe z yaaah ditungguin deh sok.
lanjut dulu yaaa kakk ke yg berikutnyaa ♥
dhamalashobita
Nabil selamat sudah menemukan ini! Dulu yg bikin fiksi semacam ini itu Nisa. Terus aku ikutan. Hehehe. Udah lama dan baru dilanjut sekarang. Apa coba aku.
Iya, Josh itu tipe yang malaikat pelindung banget. Uuunch~
Makasih udah mampir ya, Nabil. :)) ❤❤
myk
akhirnya aku mampir yha, kak mal. Yammoun ini updatenya 2016 aku munculnya 2017 tapi tak apalah yg penting kita semua senang.
Dan.
MAKASIH KAK MALA KARENA PAGI-PAGI UDAH BUAT PERUTKU MERINDING DISKO KARENA KARAKTER JOSH YANG LOVEABLE SEKALI. maafkeun kak ini jd capslock. Udah pokoknya aku suka, suka, suka banget dah. Udah itu aja, yeokshi kak mala terbaek lah pokonya.
Plis jangan bilang ini josh anak sebong yha, kak. Karena kalau iya, aku sedih beneran bayangin Josh sayang banget sama kat dengan cara yg manis seperti permen gulali Ha-ha-ha.
Keep writing, kak malaaaa :)))